Stigma, mitos, dan fakta seputar vasektomi sebagai alat kontrasepsi pria

Keterangan video,
Stigma, mitos, dan fakta seputar vasektomi sebagai alat kontrasepsi pria

Vasektomi adalah tindakan sterilisasi pada laki-laki dengan cara memotong atau menyumbat saluran spermatozoa dari testis ke penis. Dengan demikian, air mani yang keluar ketika laki-laki mengalami ejakulasi tidak lagi mengandung sel sperma.

Dokter spesialis urologi, Nur Rasyid, mengatakan bahwa vasektomi bisa menjadi opsi yang paling minim risiko bagi pasangan yang sudah benar-benar mantap untuk tidak memiliki anak lagi. Menurutnya, vasektomi telah terbukti 99% efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

“Prosedurnya lebih ringan, lebih tanpa risiko, dan juga tidak akan mengganggu proses ereksi sama sekali,” kata Dokter Nur Rasyid kepada BBC News Indonesia.

Namun sejak diperkenalkan di Indonesia mulai tahun 1970-an, vasektomi masih menjadi opsi kontrasepsi yang paling tidak populer hingga saat ini. Data World Contraceptive Use menunjukkan bahwa prevalensi vasektomi di Indonesia tidak pernah melebihi 1% sejak tahun 1973 hingga 2018.

Data terbaru dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 juga mengungkap bahwa hanya 0,2% pasangan yang memilih vasektomi.

Menurut Dokter Nur, salah satunya karena masih ada mitos “usang” serta kesalahpahaman soal vasektomi yang diyakini oleh sebagian orang. Padahal, kata Dokter Nur, anggapan bahwa vasektomi "dapat meningkatkan kanker prostat, disfungsi ereksi hingga ejakulasi dini" adalah klaim-klaim yang "tidak berdasar".

Video produksi: Tri Wahyuni dan Anindita Pradana