Lompat ke isi

Museum Harry Darsono

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Harry Darsono adalah museum berkategori busana pertama di Asia yang dibuka pada 2001.[1] Nama museum sendiri diambil dari seorang perancang busana ternama di Indonesia yaitu Harry Darsono. Museum Harry Darsono beralamatkan di belakang Mal Cilandak tepatnya di Jalan Cilandak Tengah No. 71, Jakarta Selatan. Museum Harry Darsono menempati bangunan mewah bergaya arsitektur barok dengan luas 1.000 m². Museum ini menyimpan seluruh hasil rancangan karya Harry Darsono. Salah satu rancangan terkenalnya yakni adibusana atau haute couture. Rancangannya itu untuk kalangan kelas elit, seperti Ratu Elizabeth II dan Rania dari Yordania.[2]

Informasi

[sunting | sunting sumber]

Berbeda dengan museum yang kebanyakan dikelola oleh pemerintah atau instansi terkait, Museum Harry Darsono merupakan museum yang sifatnya museum pribadi. Untuk masuk ke museum ini, pengunjung harus menyiapkan Rp 185.000. Di akhir kunjungan, pengunjung akan diberikan cendera mata ciri khasi dari Museum Harry Darsono. Ada beberapa aturan yang unik bagi para pengunjung, di antaranya harus datang 15 menit sebelum tur museum dimulai. Selain itu, biasanya pengunjung dihimbau untuk menggunakan pakaian yang santai, dan berwarna polos yang tidak menggunakan motif. Agar tur semakin fokus, para pengunjung juga dihimbau untuk tidak berinteraksi dengan dunia luar, maksudnya agar tidak memainkan gawai secara berlebihan ketika tur di museum ini.[3]

Museum Harry Darsono mengkoleksi karya-karya terbaik Harry sejak tahun 1970. Contoh koleksinya adalah adibusana, lukisan di atas kain sutra, lukisan dekoratif, lukisan kontemporer, desain perhiasan, desain trofi, benda-benda antik dan benda-benda langka. Uniknya, koleksi di sini dapat di pegang bahkan dicoba oleh pengunjung. Selain koleksi fashion, museum berlantai tiga ini juga menyedikan ruang sinema, perpustakaan, ruang pertemuan serta balkon-balkon besar. Di museum ini pula pengunjung disuguhkan pertujukan musik dari pengelola. Tak heran, Ibu Negara Korea Selatan sempat mengunjungi museum Harry Darsono.[1] Selain itu, beberapa koleksi lainnya dari Museum Harry Darsono ada baju panggung yang terbuat dari sutra, dengan menggunakan gaya klasik dan kontemporer. Baju panggung tersebut digunakan untuk pentas tingkat internasional, salah satunya baju pentas untuk raja dan ratu dalam pentas King and Queen of Britain. Baju panggung lainnya, ada jubah yang digunakan dalam pentas Romeo and Juliet hingga pakaian perang dalam pementasan Julius Caesar. Koleksi mahal dari Museum Harry Darsnono yaitu koleksi mahkota yang digunakan oleh Putri Diana. Tidak hanya satu, Harry mengoleksinya hingga memiliki tiga mahkota dari Putri Diana. Semua mahkota tersebut dipajang di sudut museumnya.[3]

Tentang tokoh

[sunting | sunting sumber]

Harry Darsono lahir di Mojokerto, Jawa Timur. Latar belakang pendidikan, Ia merupakan alumni dari Paris Academy of Fashion, Fashion Marchandising & Clothing Technology di London College of Fashion. Selain itu, Ia melanjutkan pendidikan doktornya di Christchurch College, Oxford, Inggris. Latar belakang keluarganya merupakan pemilik perusahaan rokok terbesar di Jawa Timur. Berbeda dengan saudara-saudaranya yang memilih melanjutkan bisnis keluarga, Harry lebih tertarik menjadi seorang desainer. Perjalanan kariernya pernah membawanya menjadi pelatih di aris Academy of Fashion. Selain itu, Ia juga menjadi pengajar untuk materi etika dan estetika busana muslim, menjadi perancang motif dan busana, hingga menjadi penasihat rancangan. Dedikasinya terhadap dunia busana, mengantarkannya menjadi perancang busana senior yang kurang lebih hampir berkarya selama 50 tahun. Ia juga dikenal sebagai pendidik, seniman, dan psikolog. Salah satu fokus rancangan Harry yaitu haute couture, yaitu teknik membuat busana tingkat tinggi yang dibuat Harry secara khusus untuk para pemesan. Selain teknik, Harry juga memastikan bahwa rancangannya menggunakan bahan dengan kualitas terbaik, dikerjakan dengan detail dan dikerjakan secara manual dengan menggunakan tangan. Oleh karena itu, dalam pembuatan busana Harry memerlukan waktu yang panjang. Selain di Museum Harry Darsono, karya-karyanya juga banyak dipamerkan di museum Jakarta, Yogyakarta, Bali, hingga di Australia, Nothern Teritorry, Jepang, Inggris, dan Kanada.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Dimyati, Edi (2010). 47 Museum Jakarta. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 27–29. ISBN 978-979-22-5501-0 – via Ipusnas. 
  2. ^ "Museum Harry Darsono". jakarta-tourism.go.id (dalam bahasa Inggris). 2 Juni 2017. Diakses tanggal 8 September 2019. 
  3. ^ a b Al Farisi, Raisan. "Kemewahan Sejarah di Sudut Selatan Jakarta | Republika Online Mobile". republika.co.id. Diakses tanggal 2024-05-19. 
  4. ^ Afrillia, Dian. "Mengintip Koleksi Gaun dan Perhiasan Nan Elegan di Museum Harry Darsono". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2024-05-19.