Mengulik peluang bisnis sampah plastik: Dari produk buangan jadi furnitur, jam tangan hingga produk ekspor

Mengulik peluang bisnis sampah plastik: Dari produk buangan jadi furnitur, jam tangan hingga produk ekspor

Putu Eka Darmawan memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai bartender di sebuah kapal pesiar Amerika Serikat, pada 2016 silam.

Dia kemudian kembali ke kampung halaman di Buleleng, Bali, untuk "menjadi pemulung" dan berkutat dengan sampah plastik.

Kini, Eka telah membuat berbagai produk daur ulang plastik, mulai dari furnitur, bahan konstruksi dan interior, hingga campuran aspal dan produk fesyen.

"Saya sekarang jadi pemulung, dan saya bangga," katanya.

Simak juga:

Menurut Eka, kala itu, satu-satunya bisnis yang paling masuk akal dengan modal terbatas adalah mengolah sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar. Apalagi, sekitar 30 menit perjalanan dari rumah Eka terdapat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bengkala.

"Bisnis saya dapat, karma saya di [kehidupan] sosial juga dapat. Idealisme saya bertemu di sana dan saya temukan itu di sampah plastik," ungkap Eka.

Dari modal yang terbatas dan kreativitasnya membuat mesin dari bahan bekas, Eka kini berhasil menyulap sampah plastik menjadi produk yang bahkan bisa diekspor ke berbagai negara.

Video produksi: Silvano Hajid, Ivan Batara