Kuning, oranye, merah, hingga cokelat - Apa makna warna urine Anda?

ilustrasi warna urin

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Ilustrasi warna urine.

Urine manusia bisa berwarna merah, kuning, merah muda, dan hijau. Bahkan bisa juga berwarna ungu, oranye, biru atau warna-warna lain yang tidak biasa.

Urine berfungsi sebagai sarana pembuangan zat-zat sisa dari dalam tubuh, termasuk nitrogen yang dihasilkan dari pemecahan protein dan otot (dalam bentuk urea dan kreatinin) serta sel darah merah.

Beberapa senyawa yang masuk ke tubuh melalui vitamin, obat-obatan serta bahan makanan juga keluar melalui urine.

Namun ada banyak senyawa yang semestinya tidak terkandung dalam urine. Oleh sebab itu, pertanyaan soal warna urine menjadi penting untuk mendiagnosis kondisi yang menyebabkannya.

Merah

Urine berwarna merah biasanya menandakan pendarahan. Itu bisa terjadi dari mana pun yang ada di saluran kencing, entah itu ginjal, kandung kemih, prostat, dan semua saluran yang menghubungkan organ-organ ini.

Kadar pendarahannya bervariasi, tergantung pada volume dan kesegaran darahnya. Dua hal ini juga menghasilkan warna yang berbeda-beda.

Ketika pendarahan terjadi pada kadar yang tinggi, warnanya akan sangat pekat sehingga menyerupai anggur merah. Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan pendarahan, seperti batu ginjal, kanker, trauma, dan infeksi saluran kemih.

Namun urine juga bisa berwarna merah setelah mengonsumsi buah naga atau bit.

Oranye dan kuning

Warna alami dari urine, yang kita pahami, berwarna kuning dengan tingkat kepekatan yang bergantung pada seberapa baik tubuh terhidrasi.

Ketika seseorang mengalami dehidrasi, urinenya berwarna kuning gelap bahkan mendekati oranye. Asupan cairan yang mencukupi akan membuat urine berwarna kuning pucat.

Dehidrasi

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Dehidrasi dapat mempengaruhi warna urine.
Lewati Podcast dan lanjutkan membaca
Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Senyawa yang membuat urine berwarna kuning disebut urobilin. Urobilin diproduksi dari pemecahan sel darah merah tua yang dikeluarkan dari sistem peredaran darah.

Proses ini menghasilkan senyawa yang disebut bilirubin.

Sebagian dari senyawa bilirubin dikeluarkan melalui urine. Sedangkan sebagian lainnya melalui usus karena dimanfaatkan oleh hati untuk membuat empedu yang dan berperan penting dalam proses pemecahan dan pencernaan lemak.

Proses sekresi empedu berlangsung di usus, lalu dikeluarkan bersama tinja. Senyawa yang ada di dalam cairan empedu inilah yang memberi warna coklat pada tinja.

Baca juga:

Ketika empedu tidak bisa dilepaskan ke usus, misalnya karena batu empedu atau kanker yang menyumbat salurannya, bilirubin diserap kembali ke aliran darah dan dikeluarkan melalui urine.

Ini membuat warna urine menjadi lebih gelap seperti oranye atau kecoklatan.

Konsentrasi bilirubin yang tinggi juga membuat kulit menjadi kuning. Kondisi ini disebut penyakit kuning obstruktif.

Beberapa obat, termasuk antibiotik rifampisin, juga dapat mengubah urine menjadi berwarna oranye.

Hijau dan biru

Hijau dan biru adalah warna urine yang cukup jarang terjadi, dan ini mungkin mengagetkan.

Namun, ada sejumlah faktor yang membuat urine menjadi warna hijau atau biru.

Kandungan dalam makanan berwarna hijau (seperti asparagus) atau biru, yang dikonsumsi dalam jumlah banyak, bisa jadi penyebabnya. Begitu pula dengan pengobatan tertentu seperti antihistamin, anestesi, dan vitamin.

Asparagus

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Mengkonsumsi asparagus dalam jumlah banyak dapat menyebabkan urine berwarna hijau.

Menariknya, sejumlah mikroba juga bisa menghasilkan senyawa-senyawa berwarna hijau.

Bakteri bernama Pseudomonas aeruginosa menghasilkan senyawa piosianin berwarna biru-hijau.

Ini adalah penyebab infeksi saluran kemih yang lebih jarang terjadi, yang sering kali disertai sensasi terbakar atau perih saat buang air kecil.

Ungu

Urine berwarna ungu lebih jarang lagi terjadi. Salah satu penyebabnya adalah porfiria (yang secara harfiah berarti ungu) dan merupakan kondisi genetik yang mempengaruhi kulit dan sistem saraf.

Fenomena lainnya disebut sebagai sindrom kantung urine ungu yang juga disebabkan oleh bakteri.

Ini adalah suatu kondisi di mana bakteri yang ada pada pasien yang menggunakan kateter (saluran pembuangan urine medis) membuat urine menjadi ungu.

Merah muda

Pendarahan atau konsumsi buah bit dan buah naga dalam jumlah sedikit dapat mengubah urine menjadi warna merah muda. Dalam kasus ini, urolog kerap membandingkannya dengan minuman anggur rose.

Warna-warna lainnya

Selain warna-warna di atas, tubuh juga bisa menghasilkan urine berwarna coklat atau hitam seperti kola.

Ini biasanya disebabkan oleh penguraian otot menjadi senyawa yang disebut sebagai mioglobin.

Fenomena ini terkait dengan kondisi serius yang disebut rhabdomyolysis, yang dapat disebabkan oleh aktivitas ekstrem atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Ilustrasi warna urin

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar, Urine yang tidak berwarna juga bisa menggambarkan kondisi tubuh lainnya, seperti diabetes atau konsumsi alkohol yang berlebihan.

Warna urine seperti ini juga bisa disebabkan oleh bilirubin, sehingga menyebabkan urine sangat gelap dan warnanya menjadi coklat.

Tetapi ini juga bisa disebabkan oleh darah yang tidak segar.

Peradangan pada ginjal, yang disebut glomerulonefritis, dapat memicu pendarahan dari berwarna merah hingga coklat saat mengalir melalui saluran kemih.

Di sisi lain, urine juga bisa tidak berwarna. Meskipun urine berwarna kuning pekat menandakan kondisi yang kurang baik, urin encer berjumlah banyak juga bisa menandakan penyakit tertentu seperti diabetes atau konsumsi alkohol berlebihan.

Semua ini menunjukkan bahwa beragamnya warna urine manusia menandakan ada kondisi tertentu yang mempengaruhi warnanya.

Warna-warna yang disebutkan di sini pun bukan berarti mewakili seluruh warna urine yang mungkin muncul.

Namun dengan memahami mengapa warna urine dapat berubah, Anda bisa mewaspadai tanda-tanda seperti pendarahan yang memerlukan kunjungan ke dokter. Atau setidaknya Anda bisa menenggak sebotol air.

Dan Baumgardt adalah profesor di Fakultas Fisiologi, Farmakologi dan Ilmu Saraf di Universitas Bristol, Inggris.

*Artikel ini diterbitkan di The Conversation dan direproduksi di sini dengan lisensi Creative Commons.